Kemajuan teknologi digital telah mempermudah kehidupan manusia dalam berbagai aspek, termasuk dalam berkomunikasi, mencari informasi, hingga mendapatkan penghasilan. Namun, seperti dua sisi mata uang, kemajuan ini juga membawa dampak negatif. Salah satu fenomena yang mencuat adalah praktik jual diri melalui aplikasi MiChat , yang banyak dibicarakan di ruang publik, media sosial, hingga laporan media massa. MiChat: Aplikasi Komunikasi yang Disalahgunakan MiChat adalah aplikasi perpesanan instan yang menawarkan fitur-fitur umum seperti chat pribadi, grup, serta fitur “People Nearby” atau “Orang di Sekitar” yang memungkinkan pengguna menemukan pengguna lain dalam radius tertentu. Fitur inilah yang kerap menjadi celah disalahgunakan oleh sebagian pengguna untuk transaksi yang bersifat seksual. Meski MiChat bukan dirancang untuk layanan semacam itu, realitanya banyak kasus menunjukkan bahwa aplikasi ini telah digunakan sebagai “etalase” digital untuk praktik prostitusi terselubung....
Dalam era digital yang semakin berkembang, aplikasi pesan instan dan jejaring sosial seperti MiChat menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, MiChat mulai dikenal secara luas bukan hanya sebagai platform komunikasi, melainkan juga karena konotasi negatif yang melekat padanya—terutama berkaitan dengan keberadaan “wanita MiChat”. Apa Itu ‘Wanita MiChat’? Istilah “wanita MiChat” merujuk pada perempuan yang menggunakan aplikasi MiChat untuk menawarkan jasa kencan atau layanan sejenis, baik secara terselubung maupun terang-terangan. Fenomena ini marak diperbincangkan di media sosial dan kerap menjadi sasaran stigma serta stereotip negatif dari masyarakat. Namun penting untuk dicatat, tidak semua pengguna MiChat terlibat dalam aktivitas semacam itu. Sebagian besar pengguna menggunakan aplikasi ini untuk keperluan komunikasi biasa, seperti menjalin pertemanan atau membangun jaringan sosial. Asal-Usul Stigma Stigma terhadap wanita MiChat bermula dari...